Monday, 11 May 2009

Cawapres Pasangan SBY Dideklarasikan 11 Mei * Koalisi Mengusung SBY Diumumkan 10 Mei * Rekapitulasi Manual Melejit, Suara Demokrat Jauh Ungguli PDIP

Jakarta (SIB)
Bersamaan dengan pengumuman resmi Koalisi Pendukung SBY, Partai Demokrat (PD) sekaligus mengumumkan siapa nama cawapres pendamping SBY. Pendeklarasian sebagai pasangan capres-cawapres akan dilakukan satu hari kemudian.
“Pengumuman koalisi dan nama pasangan di Jakarta, kalau deklarasi direncanakan bukan di Jakarta. Waktunya mungkin beda sehari,” ungkap Ketua DPP PD Anas Urbaningrum melalui telepon, Senin (4/5).
Menurut rencana pengumuman nama resmi Koalisi Pendukung SBY akan dilaksanakan 10 Mei 2009, satu hari setelah KPU mengumumkan secara resmi hasil akhir dari penghitungan perolehan masing-masing kontestan pemilihan legislatif 2009. Itu artinya, deklarasi capres SBY dan pasangannya dilakukan esok harinya tanggal 11 Mei.Selaku bakal capres, SBY menyatakan dirinya telah menentukan siapa tokoh yang akan dia gandeng sebagai cawapres menghadapi Pilpres 2009. Baik SBY dan elit PD masih menyimpan rapat-rapat identitas bahkan inisial nama orang yang akhirnya terpilih tersebut.
Menyusul keputusan Partai Golkar mengajukan Jusuf Kalla (JK) sebagai bakal capres, sejumlah nama tokoh menguat sebagai bakal pasangan SBY. Tiga terpopuler adalah Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR, kader PKS), Hatta Rajasa (Mensesneg RI, kader PAN) dan Boediono (Gubernur BI, teknokrat).
Koalisi Mengusung SBY Diumumkan 10 Mei
Partai Demokrat (PD) pada Minggu (10/5) berencana mengumumkan koalisi partai-partai politik yang mereka bangun. Belum ditetapkan nama bagi koalisi baru itu, namun untuk sementara nama yang mereka pergunakan adalah Koalisi Mengusung SBY.
“Peserta koalisinya insya Allah 5 partai lulus PT (parliamentary threshold) dan 10 partai belum lulus PT. Persisnya diumumkan setelah KPU menetapkan hasil pileg 9 Mei. Sangat mungkin akan diumumkan bersama peserta koalisi pada 10 Mei,” ujar Ketua DPP PD Anas Urbaningrum melalui telepon, Senin (4/5).
Anggota koalisi menjalin kebersamaan dalam legislatif dan eksekutif dengan semangat meraih kemenangan secara komprehensif demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Visi utamanya melanjutkan perubahan yang menjamin kontinuitas dan kemajuan nyata dengan membentuk pemerintahan yang kompeten dan ditopang mayoritas kursi di parlemen.
“Boleh saja dibilang koalisi 3 in 1: koalisi untuk pemenangan pilpres, koalisi di pemerintahan dan koalisi untuk jaminan dukungan di parlemen,” jelas mantan anggota KPU ini.
Anas menegaskan tujuan Koalisi Mengusung SBY adalah tiga hal tersebut. Bukan hendak keberadaan mengantisipasi poros Teuku Umar atau Koalisi Besar yang telah dedeklarasikan akhir pekan lalu.
“Bukan untuk mengantisipasi poros Teuku Umar. Koalisi ini akan mengantarkan pilpres menang, pemerintahan tenang, dan rakyat senang,” pungkasnya.
Melejit, Suara Demokrat Jauh Ungguli PDIP
Perolehan suara Partai Demokrat (PD) melejit dan melampaui PDIP cukup jauh. Gerindra juga melampaui PKB secara cukup signifikan.
Dari data rekapitulasi manual sementara yang disampaikan KPU di Hotel Borobudur, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (4/5) per pukul 09.21 WIB, Demokrat nangkring di urutan pertama dengan perolehan 13.471.403 suara (19,96 persen).
Posisi berikutnya ditempati PDIP dengan suara 10.482.730 (15,53 persen). Selisih suara keduanya cukup jauh, hampir 3 juta. Golkar masih tetap di posisi ketiga dengan suara 10.172.755 (15,07 persen).
Posisi keempat diraih PKS dengan 5.608.053 suara (8,31 persen), lalu PAN 4.206.768 suara (6,23 persen), PPP 3.815.686 suara (5,65 persen), Gerindra 3.024.517 suara (4,48 persen), PKB 2.623.342 suara (3,89 persen), dan Hanura 2.470.608 suara (3,66 persen).
Penghitungan tersebut berasal dari 21 provinsi, yakni Sumbar, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Bangka Belitung, Kepri, Jabar, Jateng, DIY, Banten, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulut, Sultra, Sulbar, dan Gorontalo. Jumlah suara sah 21 provinsi tersebut adalah 67.491.747. ( detikcom/c)


0 comments: